Rabu, 13 Maret 2013

Lima Proposisi Euler

1. Semua S adalah semua P, Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat.
Contoh Kalimat : - Semua  burung terbang
                           - Semua ikan berenang
                           - Semua diam adalah semua tidak bergerak
                           - Semua berjalan adalah semua tidak diam
                           - Semua duduk adalah semua tidak berdiri

2. Semua S adalah P, Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat predikat.

Contoh kalimat : - Semua burung terbang
                          - Semua ikan berenang
                          - Semua burung berkaki dua
                          - Semua ikan bersisik
                          - Semua domba berbulu

3. Sebagian S adalah P, Suatu perangkat predikat merupakan bagian dari perangkat subjek.
Contoh kalimat : - Sebagian reptil adalah ular
                          - Sebagian unggas adalah burung
                          - Sebagian hewan adalah sapi
                          - Sebagian kertas adalah koran
                          - Sebagian tumbuhan adalah rumput

4. Tidak semua S adalah P, Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat, dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak ada relasi.
Contoh kalimat : - Tidak satupun kucing adalah burung
                          - Tidak satupun kambing berkicau
                          - Tidak semua buaya adalah unggas
                          - Tidak semua rumput adalah hewan
                          - Tidak semua kambing adalah tumbuhan

5. Sebagian S tidaklah P, Sebagian perangkat yang mencakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat.
Contoh kalimat : - Sebeagian warna laut tidaklah biru
                          - Sebagian warana rumput tidaklah hijau
                          - Sebagian tiang tidaklah tinggi
                          - Sebagian pria tidaklah berhidung mancung
                          - Sebagian wanita tidaklah berwajah cantik

Jumat, 12 Oktober 2012

Tugas 2 Bahasa Indonesia

Npm : 21110648

Kls : 3kb03 

Carilah wacana yang membedakan pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah. Uploadlah dalam tiga judul yang berbeda …???

  • Wacana Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. adapun pengertian lain tentang karya ilmiah dimana dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis  yang berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis    yang formal dengan sistematis-metodis dan sintesis-analitis.
Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).

Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.

Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.

Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.

Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci


  • Wacana Semi Ilmiah adalah Karya Semi Ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

  • Wacana Non Ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal). adapun pengertian lain tentang karya non ilmiah dimana dikatakan bahwa karya non ilmiah satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.
Contoh  



          Wacana Ilmiah
Aids
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah nama penyakit yang berarti sindroma dapatan penurunan kekebalan tubuh. Ada pula yang menyebutkan sebagai penyakit kurus karena penderitanya memang sangat kurus. Sebagai sindroma, gejala AIDS sangat banyak, antara lain diare lebih dari sebulan, demam lebih dari sebulan, dan menurunnya berat badan secara cepat. Dari ketiga gejala tersebut, yang terpenting adalah gejala menurunya berat badan. Tanda-tanda lain antara lain batuk lebih dari 2 minggu, pembengkalan kelenjar (di ketiak,leher,dan selangkangan), sakit kepala hebat dengan leher kaku, bengkak-bengkak cokelat tua yang cepat menyebar di kulit dan lain-lain.
AIDS disebabkan oleh virus yang hidup dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Virus ini merusak system kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mampu lagi membentengi badan dari serangan berbagai penyakit. Setelah virus ini berada di dalam tubuh, ia bisa berada di sana bertahun-tahun sebelum mulai membuat orang itu sakit. Siapa saja bisa terkena AIDS, tidak peduli umur, suku, pekerjaan, maupun orientasi seksualnya, apabila seseorang pernah berhubungan seks dengan orang yang membawa virus AIDS, disuntik/menyuntik diri dengan jarum kotor, atau memperoleh transfuse darah yang terkontaminasi virus AIDS, maka ia juga dapat terkena AIDS. Begitu pula dengan bayi yang ibunya membawa virus AIDS.
Ada tiga cara penularan AIDS pada bayi yaitu ketika janin masih di dalam kandungan, pada saat dilahirkan yang penuh darah, dan melalui Air Susu Ibu. Meskipun begitu, tetap lebih baik menyusui dengan ASI daripada susu bubuk (baik karena kemungkinan tertulari AIDS secara matematis hanya 50%, maupun karena ASI mengandung banyak zat yang berguna bagi kekebalan bayi).
Dari semua kasus penderita AIDS yang berhasil sembuh, ada hal-hal penting yang bisa ditarik. Pertama, memang virus HIV sebagai penyebab utama, tapi juga bergantung pada kondisi fisik dan psikis masing-masing korban. Kedua, mereka yang berhasil lolos dari maut adalah mereka yang secara sadar mengubah gaya hidupnya menjadi lebih positif.



Wacana semi Ilmiah

MANIS BAGI PEJABAT
RACUN UNTUK RAKYAT

PEMERINTAH pusat mulai membagi-bagikan permen yang mengandung racun. Inilah permen manis bagi pejabat yang menerima, tetapi racun karena mematikan daerah. Permen yang mengandung racun itu adalah Peraturan Pemerintah Nomomr 37 Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan Anggota Dewan. Isinya mengatur pendapatan pimpinan anggota DPRD, yang terdiri atas uang representasi, tunjangan keluarga, tunjangan beras, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah, tunjangan komunikasi, dan tunjangan panitia anggaran. Jika setiap anggota DPRD mendapat Rp 80 juta daerah harus mengeluarkan Rp 1,2 triliun. Sungguh uang yang luar biasa manis, sekaligus inilah racun yang paling mematikan daerah. Kenapa? Karena, biaya untuk gaji anggota DPRD itu lebih besar daripada pendapatan asli daerah. Betapa ironis, pendapatan asli daerah minus setelah membayar gaji DPRD.
Yang jelas, peraturan pemerintah itu semakin memperbesar jurang kaya dan miskin. Di tengah meningkatnya pengangguran, di tengah bertambahnya penduduk miskin yang mencapai 100 juta orang, ada segelintir elite anggota DPRD yang jumlahnya 15 ribu orang yang semakin kayak arena peraturan pemerintah itu.
Masih ada dampak negative lain, yaitu semakin maraknya pungutan daerah untuk menambah kas daerah. Berbagai pungutan itu diperlukan untuk menutupi deficit pendapatan asli daerah akibat membayar gaji anggota DPRD. Sudah pasti, peraturan pemerintah itu menambah bengkaknya anggaran negara yang digunakan untuk keperluan konsumtif. Padahal, tanpa adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu pun, proporsi pengeluaran rutin untuk keperluan konsumtif sudah lebih besar. Adalah menyedihkan bahwa yang bertambah bukan untuk keperluan pembangunan yang dapat menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu, bertambah kuat tanda-tanda negara ini agaknya sedang disetir menjadi surga hanya bagi kaum elite, yaitu elite legislative yang bernama wakil rakyat di daerah maupun di pusat. Soal waktu saja, keluar pula peraturan pemerintah yang pada gilirannya akan menyenangkan elite yang duduk di jajaran eksekutif dan yudikatif. Maka, sempurnalah negara ini menjadi negara yang manis bagi pejabat, tetapi racun bagi rakyat (Media Indonesia, 2007:1).
Selain itu, boleh percaya boleh tidak, anggota DPRD masih mendapat tunjangan kesejahteraan berupa pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, pakaian dinas, serta biaya akibat perjalanan dinas. Akibatnya, sebagai gambaran, pendapatan yang diterima ketua DPRD provinsi mencapai Rp 36,269 juta, jauh melebihi pendapatan yang diterima Ketua Mahkamah Agung (Rp 24,390 juta) dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (Rp 23,940 juta). Jaraknya semakin jauh bagaikan langit dan bumi, bila dibandingkan dengan pendapatan gubernur (Rp 8,4 juta), terlebih dibanding bupati (Rp 5,8 juta).
Permen itu semakin manis karena sekalipun Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu baru ditandatangani Presiden November lalu, tetapi dibuat berlaku mundur sejak 1 Januari 2006.



Wacana Non Ilmiah

Aku merasa rendah diri. Aku merasa tak punya kemampuan apapun dari segala bidang. Apa yang bisa kulakukan? Aku seperti orang tak berguna. Mungkin… telah lama aku kehilangan rasa percaya diriku, dan aku tak menyadarinya.
Bagaimana caraku untuk mendapatkan rasa percaya diriku kembali? Sebenarnya aku trauma dengan apa? Aku takut dengan apa? Oh! Aku bingung! Astaghfirullah…
Aku seperti menangis sendiri kesepian di dalam tiap senyumku. Oh… aku benar-benar merasa bagai orang tak berguna! Aku masih belum bisa mengatasi perasaan minderku sendiri. Bagaimana ini ya Allah?
Sampai di usiaku yang telah menginjak 16 tahun ini aku masih bingung. Apa keistimewaanku? Aku hanyalah seorang perempuan yang rapuh… dan tak punya keistimewaan apapun. Astaghfirullahal’adzim… Astaghfirullah… Astaghfirullah… Kemanakah semangatku yang membara itu pergi?
Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Aku masih punya banyak kekurangan. Tapi… aku sangat bangga menjadi orang Islam. Menjadi seorang muslimah… apakah itu dapat disebut sebagai kelebihan? I don’t know!
* * *
Seperti pada hari-hari sebelumnya, matahari terbit menyinari bumi. Alhamdulillah. Waktu terus berputar tanpa menghiraukan orang-orang sekitar. Tak terasa waktu pulang sekolah telah diambang pintu.
Kembali aku tersenyum kepada dunia yang telah 16 tahun ‘membesarkanku’. Tak seperti biasanya, hari ini sepulang sekolah aku makan soto di warung. Ditraktir. Berlanjut ke jalan-jalan menyusuri jalanan kota dengan naik bus.
Bersama ke-6 kawanku, kami menjejakkan kaki ke swalayan ternama di kota kami. Minum es teh bareng (satu cup es teh buat rame-rame), makan donat unil bareng, makan rujak bareng. Wah! Subhanallah… memang sangat nikmat ya bila kita berbagi. Apalagi menghabiskan waktu bersama dengan yeman-teman, benar-benar terasa seru dan asyik!
Sepulangku dari swalayan ternama tersebut, aku turun di Krapyak setelah naik bus jurusan Mangkang. Kemudian menanti bus jurusan Pasadena. Oh! So long!
Tiba-tiba tanpa kusadari, muncul seorang nenek yang berjalan dengan tertatih-tatih. Nenek tersebut membawa sejumlah barang belanjaan di punggungnya. tersentuh hatiku untuk menuntun si nenek. Ketika kutuntun, nenek tersebut meminta uang Rp 1000,- kepadaku untuk tambahan ongkos naik becak. Tanpa ragu langsung kuberi Rp 2000,-. Aku kembali menuntunnya sampai ke pangkalan becak motor. Setelah hampir dekat ke pangkalan becak motor, nenek tersebut berkata kalau ternyata duitnya masih kurang. langsung kuberi Rp 2000,- lagi. Alhamdulillah aku ada uang untuk diberikan ke nenek tersebut.
Sampai di depan becak motor yang akan dia tumpangi, aku membantu meletakkan belanjaannya ke atas becak motor tersebut. “Matur nuwun yo, nduk!” ,ucap si nenek. “Nggih, sami-sami mbah.” jawabku sambil tersenyum.
“Dek, ayo naik sekalian.” ucap Pak pengendara becak motor itu menawariku.
“He-eh, nduk. Sekalian aja.” ucap si nenek juga menawariku.    Dan akhirnya aku ikut numpang sekalian. Karena sewaktu aku menuntun si nenek menuju pangkalan becak motor, ada bus jurusan Pasadena lewat (bus yang tadi kunanti).
Si nenek turun di jembatan dekat kawasan. “Matur nuwun yo, nduk.” ucapnya sambil tersenyum.
“Nggih, mbah.” jawabku.    “Cah iki ter no tekan kono yo! Eh… tulung iki gendongno!” ucap si nenek menyuruh pak ojek (becak motor) untuk mengantarku, terus si nenek minta tolong supaya belanjaannya ditaruh di punggungnya.
“Makasih ya, Pak!” ucapku setelah turun dari becak motor. “Ya!” jawab Pak Ojek.



Kamis, 04 Oktober 2012

Menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar

1. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, 1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang

  • Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa). 
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
  1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan. 
  2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah. 
  3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. 
  4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab. 
  5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim. 
Contoh Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar:
Ketika dalam dialog antara seorang Pedagang dengan seorang Pembeli

Pedagang : Ada yang saya bisa bantu, mau beli apa mas?
Pembeli : Saya mau beli ayam potong, harga satu ekornya berapa pak?
Pedagang : Rp 25.000 aja mas!!


2. Contoh Fungsi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar sebagai Alat Komunikasi
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yaitu sarana penyampaian informasi kepada orang lain secara lisan maupun tulisan mengenai apapun yang ingin kita sampaikan agar orang dapat mengerti maksud dan tujuan yang kita inginkan tampa menghindari tata bahasa yang sudah ada.
  • Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita, dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan dan ketahui kepada orang lain dan dengan komunikasi juga, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita. 

  • Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat. 

  • Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama yaitu bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat, terutama pada penggunaan fungsi komunikasi pada bahasa asing. Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa. 

# Study Kasus : Jadi bahasa adalah suatu alat komunikasi yang utama (primer) yang di lakukan oleh manusia baik lisan maupun tulisan.

Referensi : http://dimasike.blogspot.com/2010/11/pengertian-bahasa-indonesia-yang-baik.html
http://dyordan.wordpress.com/2011/10/03/fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi/
http://fachrioks.wordpress.com/2011/10/30/fungsi-dan-contoh-bahasa-sebagai-alat-komunikasi/
http://silvergrey23.blogspot.com/2010/11/pemakaian-bahasa-indonesia-yang-baik.html

Sabtu, 05 November 2011

Review Bab 3 dan Bab 4

Review Bab 3 dan Bab 4

Author        : Dalilul khair // : TUGAS Manajemen Proyek & Resiko
Kelas          2KB03
NPM          : 21110648
Tugas Manajemen Proyek & Resiko minggu ke-3 & ke-4 :
Group Process Manajemen Proyek
         Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan
         Tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses
          Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu :
  - Inisiasi Proyek                          - Kontrol Proyek
  - Perencanaan Proyek                 -  Penutupan/akhir proyek
  - Eksekusi Proyek                      
         Dalam inisiasi proyek dilakukan sebuah pendefinisian proyek
         Perencanaan. Mendefinisikan dan merinci tujuan proyek, serta merencanakan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek, sesuai dengan batasan yang telah disepakati di dalam inisiasi proyek.
         Eksekusi. Mengintregasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek, dengan melaksanakan apa yang telah direncanakan.
         Kontrol. Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
         Akhir. Melakukan formalisasi hasil proyek, berupa produk, servis, ataupun hasil khusus dari proyek

Group Proses dalam Kasus JWD Consulting
  Dalam kasus JWD Consulting tersebut menerapkan semua group proses.
         Inisiasi Proses :
input:
1.  estimasi biaya
2.  requirement project
3.  potential risk
4.  schedule estimate
output:
1.  project charter
2.  Assignment if the project mNger
3.  Clarification of constraint
4.  A list of assumptions
         Perencanaan Proyek/Planing :
Input:
1.  Menyiapkan kontrak tim
2.  Menyiapkan scope
3.  Menyiapkan WBS
4.  Menyiapkan cost dan schedule 
Output:
1.  Terbentuk kontrak
2.  terdefinisinya rencana kerja, ruang lingkup, dan rencana biaya (anggaran proyek)
         Eksekusi Proyek :
input:
1.Survey
2.User input
3.Data
4.Source code program
output:
1.Intranet site design
2.Intranet site content
3.Intranet site testing
4.Intranet site promotion
         Kontrol Proyek :
Input:
1.Data/laporan dari setiap bagian proyek
2.Masukan/pendapat dari senior consultant
3.Laporan dari pengawas proyek
Output:
1.Status report
         Akhir Proyek / Penutupan :
input :
1.Menyiapkan final project report
2.Menyiapkan final project presentation
3.Lesson learned
4.Group proses yang sebelumnya telah tuntas
output :
1.intranet site 
2.final persentation
3.final documentation
Project Integration Manajement (Manajemen Integrasi)
Proses dan kegiatan yang diperlukan untuk mengidentifikasi,  menentukan, menggabungkan, menyatukan, dan mengkoordinasikan proses dan kegiatan proyek manajemen dalam Grup Manajemen Proyek  termasuk  dalam Kawasan Pengetahuan Proyek  Integrasi  Manajemen.  Karakteristik  penyatuan, konsolidasi, artikulasi dan tindakan integratif sangat penting bagi penyelesaian suatu proyek dalam  konteks  integrasi.

            Dalam aplikasi dunia nyata yang melibatkan upaya koordinasi komponenManajemen Proyek Integrasi dengan jelas didefinisikan oleh batas-batas. Interaksi antara proses-proses individu membutuhkan integrasi efektif dalam Manajemen Proyek.

            Tidak ada cara tunggal untuk mengelola proyek. Manajemen Proyek yang berpengalaman dalam praktek menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan proses unik untuk setiap situasi, tergantung pada keadaan tersebut, variabel, dan tujuan. Kenyataan bahwa suatu proses tertentu atau teknik yang tidak digunakan dalam suatu proyek tidak berarti bahwa itu tidak dianggap. Sebaliknya, Proyek Integrasi Manajemen dan Tim Manajemen dibebankan dengan menilai penerapan semua proses dan tingkat pelaksanaan yang dianggap tepat untuk keberhasilan proyek saat merumuskan keseluruhan Proyek Integrasi Rencana Pengelolaan.
Apakah Manajemen Proyek Integrasi?
Integration manajemen merupakan unsur manajemen proyek yang mengkoordinasikan semua aspek proyek. Proyek integrasi, ketika dilakukan dengan benar, akan menghasilkan segala poses dari proyek berjalan lancar. Integrasi manajemen akan menghasilkan serangkaian tujuan yang menghasilkan. Hasil ini termasuk chart proyek, rencana proyek, dan awal dari pernyataan ruang lingkup proyek. Di bawah ini adalah ringkasan dari apa yang melibatkan manajemen proyek integrasi.

Proses apa saja yang Terlibat dalam Manajemen Proyek Integrasi?
Integrasi manajemen melibatkan tujuh proses. Yang pertama dari proses ini adalah pengembangan piagam proyek. Piagam memulai proyek proyek. Dokumen ini memberi wewenang proyek untuk mendapatkan berlangsung. Proyek charter negara tujuan proyek dan nama manajer proyek. Hal ini biasanya tidak lebih dari satu halaman panjang.
Proses kedua adalah pengembangan ruang lingkup pernyataan awal. Dokumen ini akan ditinjau kembali dalam unsur manajemen lingkup PMBOK. Pernyataan lingkup mendefinisikan apa dan apa yang bukan bagian dari proyek. lingkup laporan Yah-pasti akan menampilkan semua dan hanya bekerja terlibat dengan suatu proyek tertentu.
Proses ketiga dalam manajemen integrasi merupakan pengembangan dari rencana proyek. Rencana proyek meliputi project charter, definisi proyek, tujuan proyek, anggaran proyek, jadwal proyek, sumber daya yang dibutuhkan untuk proyek, pendekatan, rencana pengelolaan, dan penilaian risiko awal.
Proses selanjutnya yang terlibat adalah mengarahkan dan pemantauan pelaksanaan proyek. Ini adalah ketika proyek benar-benar akan berlangsung. Produk yang dihasilkan selama fase ini meliputi produk deliverable akhir. Jika proyek ini di TI, deliverable akan menjadi program perangkat lunak.
Kelima, pekerjaan proyek harus dipantau dan dikendalikan. Salah satu aspek penting dari proses ini adalah manajemen perubahan. Permintaan untuk perubahan proyek dapat dilakukan selama siklus hidup proyek. Jika permintaan ini tidak dimonitor dan dikontrol, maka kualitas proyek dapat dikompromikan. Sebuah tim harus dibentuk dalam rangka untuk mengawasi permintaan perubahan dan penerapan perubahan. Proses ini berkaitan erat dengan keenam: mengontrol perubahan yang terintegrasi.
Akhirnya, proyek harus ditutup bila telah selesai. Penutupan proyek melibatkan meninjau proses, keberhasilan dan defisit yang ditemukan selama siklus hidup proyek. Selama fase ini, sebuah pelajaran dokumen yang dihasilkan oleh tim manajemen proyek.?
Integrasi Manajemen Proyek
• Risiko Kondisi
1.                  perencanaan yang tidak memadai, integrasi atau alokasi sumber daya
2.                  Kurangnya tujuan yang jelas dan indikator kunci keberhasilan
3.                  Kurangnya manajemen proyek secara menyeluruh
4.                  tidak memadai atau kurangnya tinjauan siklus hidup proyek
• Resiko akibat Event
1.                  Tidak adanya atau mulai akhir manajemen proyek terpadu
2.                  Classic manajemen proyek kegagalan dan kekacauan
3.                  Kecelakaan Proyek
4.                  berhenti bekerja
Lingkup Manajemen
• Risiko Kondisi
1.                  persyaratan penilaian yang tidak memadai
2.                  Kurangnya perencanaan – kurangnya lead time
3.                  Miskin definisi ruang lingkup dan rincian paket pekerjaan
4.                  Lingkup perubahan tanpa waktu yang sesuai dan perubahan anggaran
• Resiko akibat Event Perubahan
1.                  dalam lingkup “untuk membuat sesuatu pekerjaan”
2.                  Unbudgeted kerja dan ulang
3.                  Menghasilkan overruns biaya dan serius waktu
Manajemen Waktu
• Risiko Kondisi
1.                  Miskin memperkirakan waktu atau kebutuhan sumber daya
2.                  manajemen yang buruk dari jalur kritis, dan / atau mengapung
3.                  lembur berlebihan
• Resiko akibat Event
1.                  khusus penundaan: keterampilan tenaga kerja atau materi kekurangan, tanpa motivasi,    pemogokan
2.                  Perlu untuk percepatan Sebelumnya
3.                  Rilis produk kompetitif
4.                  keunggulan kompetitif dan proyek dibatalkan
Manajemen Biaya
• Risiko Kondisi
1.                  kesalahan / kelalaian
2.                  Tidak ada investigasi masalah diprediksi
3.                  asumsi produktivitas over-optimis
4.                  Kurangnya biaya, perubahan atau pengendalian kontinjensi
• Resiko akibat Event
1.                  Serius anggaran overruns
2.                  Uang habis dan proyek dibatalkan
Manajemen Mutu
• Risiko Kondisi
1.                  tidak konsisten, definisi tidak lengkap atau tidak jelas kualitas
2.                  Miskin sikap terhadap kualitas
3.                  desain / material / pengerjaan
4.                  jaminan kualitas yang tidak memadai / program kontrol
• Resiko akibat Event
1.                  Penolakan kerja
2.                  kualitas produk tidak kompetitif
3.                  Produk kinerja kegagalan
Manajemen Sumber Daya Manusia
• Risiko Kondisi
1.                  tidak tepat struktur organisasi atau alokasi tanggung jawab
2.                  inferior kepemimpinan atau gaya manajemen bimbang
3.                  Tidak adanya motivasi dan akuntabilitas Konflik
4.                  tidak dikelola
5.                  pekerja yang tidak kompeten
• Resiko akibat Event
1.                  Umum tidak ada upaya tim
2.                  Organisasi kegagalan, penghentian pemogokan
Komunikasi Manajemen
• Risiko Kondisi
1.                  Kecerobohan dalam perencanaan dan dalam berkomunikasi rencana
2.                  Kurangnya pemahaman dan penanganan yang tidak tepat kompleksitas
3.                  Kurangnya konsultasi dengan pemangku kepentingan
• Resiko akibat Event
1.                  tidak dapat dipercaya atau tidak benar informasi yang mengarah ke tindakan yang salah atau kelambanan
2.                  Gagal harapan stakeholder
Manajemen Risiko
• Risiko Kondisi
1.                  risiko Mengabaikan atau “diasumsikan begitu saja”
2.                  tidak jelas tugas tanggung jawab risiko – internal tim, kontraktor, dan pihak ketiga
3.                  Keengganan untuk menerima kepemilikan tanggung jawab risiko
4.                  Miskin asuransi manajemen
• Resiko akibat Event
1.                  dihindari terjadi peristiwa risiko
2.                  Dengan penundaan akibat dan overruns biaya
3.                  Kerusakan terhadap kualitas
4.                  Kerusakan Merek Kelembagaan
Manajemen Pengadaan
• Risiko Kondisi
1.                  kompetitif pembelian
2.                  klausul kontrak tidak dapat dilaksanakan, kondisi
3.                  Keuangan kelemahan tertular pihak
4.                  permusuhan dan hubungan kontrak non-kooperatif
5.                  tidak pantas tugas kontrak risiko
• Resiko akibat Event
1.                  Klaim litigasi, pemukiman
2.                  Kontraktor tidak mampu, kepailitan, kegagalan
Proses Integrative Manajemen Proyek
• Mengembangkan Piagam Proyek
• Mengembangkan Pernyataan Pendahuluan Ruang Lingkup Proyek
• Kembangkan Rencana Manajemen Proyek
• langsung dan Mengelola Pelaksanaan Proyek
• Memantau dan Kerja Pengendalian Proyek
• Kontrol Ubah Terpadu
• Tutup Proyek